Jumat, 11 Mei 2012

PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR ROSYIDIN


PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAUR ROSYIDIN
Disusun Oleh:
Nama                          : AZIZ MUSLIM
NIM                            : M1.11.003

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang Masalah
The Holy Prophet died on the 8 th June 632 M. It was a most critical moment in the history of the young Republic of Madina now left without a leader,  a prophet and head of the state.  Will the companions of the holy prophet were yet mourning his death, new reached Abu Bakr the some people of the Anshor had assembled in a quarter of Madina, called Saqifa Bani Sa’ida to choose sameone  from among themselves as a succesor of the prophet. The information compelled Abu Bakr to take a speedy action before the metter became unmanageble.(Mazhar-ul-Haque.2006:170)
Khilafah Rasyidah merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in dimana sistem pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang islami karena berundang undangkan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
 Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat. Ia Shallallahu ‘Alaihi wasallam nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat; belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam.
Pemimpin umat Islam setelah Rosululloh wafat disebut sebagai Kholifat al-rasulillah yang berarti pengganti Rosululloh. Yang membedakannya dengan Rosul adalah kalau rosul itu memeilki otoritas sebagai pemimpin agama dan negara, sedangkan Khalifah al-rosulillah memiliki otoritas kenegaraan saja, karena memang Khalifah al-rosulillah bukan sebagai Nabi. (Imam Fuadi: 23)
Harus di akui bahwa menentukan pilihan pemimpin ini memeiliki arti yang sangat penting dan strategis bagi kelangsungan komunitas umat islam sepeninggal Rosululloh. Hal ini selanjutnya berarti akan terlalu merugikan bagi umat Islam jika pemilihan tersebut gagal menentukan figur terbaik yang bisa diterima oleh semua kalangan Islam.
Realitasnya bahwa waktu itu terdapat dua kelompok besar yang saling bersaing lewat pemilihan tersebut. Yakni kelompokAnshor dan Muhajirin. Karenanya wajar kalau kemudian sempat terjadi ketegangan dalam proses pemilihan khalifah yang berlangsung di Saqifah Bani Saidah. Keterangan lain juga menyabutkan bahwa  kelompok Bani Hasyimiyahpun punya kepentingan dalam Pemilihan tersebut. Ada juga apresiasi suku-suku Nomad yang tidak mau tunduk pada wilayah madinah apabila pemimpin mereka bukan dari suku Quraisy. ( Imam Fuadi.2011: 22)
Sebenarnya sejak awal, baik kelompok Muhajirin maupun kelompok Anshor menginginkan jabatan Kholifah ini, Mereka mengajukan argumen yang dapat menguatkan posisi tuntutan mereka tersebut. Golongan anshor dan suku Khoroj, misalnya mengajukan Saad bin Ubadah, orang ini tercatat sebagai orang yang tidak pernah menyatakan baiahnya kepada Abu Bakar dan Umar sampai akhir hayatnya. ( Imam Fuadi. 2011: 22).
Ketika para Muhajirin  dan Anshor bertikai menegnai pengganti Rosululloh, yang pertikaian itu hampir saja menyulut pembunuhan dan perpecahan diantara mereka, peran Abu bakar sangat besar dalam meredakan kekhawatiran orang Anshor terhadap tindakan semena-mena kaum Muahajirin. Beliau berhasil mendamaikan mereka  agar tetap hidup bersatu, menyingkirkan perpecahan dan permusuhan demi tegaknya agama Islam. ( Husyam Ahmad .1999: 8)
Disinilah kemudian Kaum muslimin baik dari golongan Anshor atau Muhajirin sepakat untuk membaiat Abu Bakar sebagai Kholifah pengganti Rosululloh saw. Sehingga perpecahan dan pertiakain umat islam dapat teratasi.
Yang termasuk  sebagai Khulafau Rosyidin adalah menurut berbagai sumber adalah Abu Bakar, Umar Ubnul Khottob, Usman bin Affan dan Ali Bin Abi Tholib. Mereka adalah para sahabat yang termasuk dalam golongan As Sabiqunal Awwalun( orang yang pertama masuk Islam), serta selalu setia dalam mendampingi Nabi saw. dalam berdakwah menegakkan ajaran Islam. Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas tentang kepemimpinan para Khulafaur Rosyidin, serta capaian-capaian yang gemilang pada masa Kepemimpinan Khulafaur Rosyidan dan suksesi kepemimpinan pada masa Khulafaur Rosyidin. Semoga nantinya makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang kondisi umat Islam sepeninggal Rosululloh saw.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana proses pemilihan kholifah setelah rosululloh wafat?
2.      Bagaimana sistem suksesi ( peralihan kepemimpinan) Pada masa Khuilafaur Rosyidin?
3.      Bagaimana prestasi sosio politik umat Islam pada Masa Khulafaur Rosyidin?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Khulafaur Rosyidin
1.      Biografi Abu Bakr As Shiddiq
Nama Abu Bakar Ash – Shiddiq adalah Abdulloh bin Usman bin Amir bin Amru Bin Kaab Bin Saad Bin Tha’im bin Thuaim bin Muraah bin Ka’ab bin Gholib bin Fihr Al – Quraisyi At Ta’imi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Saw. pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Dan ibunya bernama Ummu Al – Khoir Salma binti Shakr bin Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim.( Ibnu Kasir:13)
Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman pra Islam ia bernama Abu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi SAW. menjadi Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun, usianya lebih muda dari Nabi SAW 3 tahun. Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam pertama kali. Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj. Setelah masuk Islam, beliau menjadi anggota yang paling menonjol dalam jamaah Islam setelah Nabi SAW. Beliau terkenal karena keteguhan pendirian, kekuatan iman, dan kebijakan pendapatnya. Beliau pernah diangkat sebagai panglima perang oleh Nabi SAW., agar ia mendampingi Nabi untuk bertukar pendapat atau berunding.
Pekerjaan pokoknya adalah berniaga, sejak zaman jahiliyah sampai setelah diangkat menjadi Khalifah. Sehingga pada suatu hari beliau ditegur oleh Umar ketika akan pergi ke pasar seperti biasanya : “Jika engkau masih sibuk dengan perniagaanmu, siapa yang akan melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan?”. Jawab Abu Bakar : “Jadi dengan apa saya mesti memberi makan keluarga saya? “. Lalu diputuskan untuk menggaji Khalifah dari baitul mal sekedar mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam taraf yang amat sederhana. Abu Bakar adalah putra dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah. Semasakecil dia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati serta kemuliaan akhlaknya, sehingga setiap orang mencintainya. Ketika Nabi SAW mengajak manusia memeluk agama Islam, Abu Bakar merupakan orang pertama dari kalangan pemuda yang menanggapi seruan Rasulullah, sehingga Nabi SAW memberinya gelar “Ash-Siddiq”.(Muhlis. 2007:2, wordpres.com)
2.      Biografi Umar Ibnul Khottob
Umar ibnul Khoththob adalah Umar bin al-Khoththob bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdulloh bin Qurt bin Razzah bin Adi bin Ka’ab bin lu’ay Abu Hafs al-Adawi. Julukan beliau adalah Al-faruq yang berarti pembeda, ada yang menyebutnya bahwa gelar itu berasal dari ahli Kitab. Adapun Ibunya bernama Al-hantamah binti hisyam bin Al-Mughiroh, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam. ( Ibnu Kasir: 168)
Bila dilihat dalam catatn sejarah, secara kekeluargaan Umar bin Al-Khoththob mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Nabi Muhammad saw, yaitu pada kakek buyut ketujuh hubungan itu terjalin. Ia termasuk suku Qurisy berasal dari banu Adi. Namun demikian mengenai pengangkatan Umar sebagai khalifah tidak ada hubungannya dengan kekerabatan Nabi saw, memang umar dinilai memiliki sifat –sifat pemimpin besar.(Imam Fuadi.2011:31)
Sebelum masuk Islam, dia adalah seorang orator yang ulung, pegulat tangguh, dan selalu diminta sebagai wakil sukunya bila menghadapi konflik dengan suku Arab yang lainnya. Terkenal sebagai orang yang sangat pemberani dalam menentang Islam, punya ketabahan dan kemauan keras, tidak mengenal bingung dan ragu (Syalabi, 1997:236) Ia masuk Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh adiknya (Fatimah binti Khattab), padahal ketika itu ia hendak membunuhnya karena mengikuti ajaran Nabi. Dengan masuknya Umar kedalam Islam, maka terjawablah doa Nabi yang meminta agar Islam dikuatkan dengan salah satu dari dua Umar (Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam) dan sebagai suatu kemenangan yang nyata bagi Islam (Mufradi, 1997:58)..(Muhlis. Files, Wordpres.com// Islam Masa Khulafaur Rosyidin)
3.      Biografi Usman Bin Affan
Usman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah bin Abdusy syam bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Gholib bin Fihir bin Malik bin Andr bin Khananah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma’addu bin ‘Adnan. Abu Umr, Abu Abdulloh Al-Quraisy, al-umawi Amirul Mukminin, beliau diberi julukan Dzun Nurain yang berarti memiliki dua cahaya, beliau yang  telah berhijrah dua kali dan suami dari salah satu putri Nabi saw. Ibu beliau bernama Arwa binti kuraiz bin Robiah bin Hubaib bin Abdusy syam dan neneknya bernama Ummu Hakim bida’binti Abdul Muntholib paman Nabi saw.( Ibnu Kasir :319)
Beliau salah seorang  dari sepuluh  sahabat yang di beritakan masuk syurga dan salah seorang dari enam anggota syuro serta salah seorang dari tiga kandidat Kholifah dan akhirnya terpilih menjadi kholifah sesuai dengan kesepakatan kaum muhajirin dan anshor juga merupakan khulafaurrosyidn yang ke tiga, imam mahdiyin  yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.(Ibnu Kasir :319)
Nabi sangat mengaguminya karena ia adalah orang yang sederhana, shaleh dan dermawan. Ia dikenal dengan sebutan Abu Abdullah. Ia dilahirkan pada tahun 573 M di Makkah dari pasangan suami isteri Affan dan Arwa. Beliau merupakan salah satu keturunan dari keluarga besar Bani Umayyah suku Quraisyi. Sejak kecil, ia dikenal dengan kecerdasan, kejujuran dan keshalehannya sehingga Rasulullah SAW sangat mengaguminya. Oleh karena itu, ia memberikan kesempatan untuk menikahi dua putri Nabi secara berurutan, yaitu setelah putri Nabi yang satu meninggal Dunia (Muhammadunnasir,1981:137-138).
Ustman bin Affan masuk Islam pada usia 34 tahun. Berawal dari kedekatannya dengan Abu Bakar, beliau dengan sepenuh hati masuk Islam bersama sahabatnya Thalhah bin Ubaidillah. Meskipun masuk Islamnya mendapat tantangan dari pamannya yang bernama Hakim, ia tetap pada pendiriannya. Karena pilihan agamanya tersebut, Hakim sempat menyiksa Ustman bin Affan dengan siksaan yang amat pedih. Siksaan terus berlangsung hingga datang seruan Nabi Muhammad SAW agar orang-orang Islam berhijrah ke Habsyi (Ahmad,1984:33).
Selama pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Ustman menjadi pejabat yang amat dipercaya yaitu sebagai anggota dewan inti yang selalu diminta pendapatnya tentang masalah-masalah kenegaraan, misalnya masalah pengangkatan Umar sebagai pengganti Abu Bakar.(Muhlis. Files, Wordpres.com// Islam Masa Khulafaur Rosyidin)
4.      Ali Bin Abi Tholib
Ali bin Abi Tholib adalah kerabat dekat Rosululloh saw. Ia lahir sekitar tiga puluh tahin setelah kelahiran Rosululloh. Nama lengkap beliau adalah Ali bin Abi Tholib bin Abdi Manaf bin Abdul Mutolib bin Hasyim bin Qusay bin kilab bin Murah bin Ka’ab bin luay bin ghalib bin fihir bin Malik bin An-nadar bin kananah Abu Hasan dan Husain, digelari Abu Turab. Keponakan sekaligus menantu rosululloh saw. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hakim sedangkan ayahnya bernama Abu Tholib paman kandung Rosululloh saw.(Ibnu Kasir: 415)
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah Amirul Mukminin keempat yang dikenal sebagai orang yang alim, cerdas dan taat beragama. Beliau juga saudara sepupu Nabi SAW (anak paman Nabi, Abu Thalib), yang jadi menantu Nabi SAW, suami dari putri Rasulullah yang bernama Fathimah. Fathimah adalah satu-satunya putri Rasulullah yang ada serta mempunyai keturunan. Dari pihak Fathimah inilah Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang.
Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad SAW, semenjak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal di asuh oleh pamannya Abu Thalib. Karena hasrat hendak menolong dan membalas jasa kepada pamannya, maka Ali di asuh Nabi SAW dan di didik. Pengetahuannya dalam agama Islam amat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah, beliau termasuk orang yang banyak meriwayatkan Hadits Nabi. Keberaniannya juga masyhur dan hampir di seluruh peperangan yang dipimpin
Rasulullah, Ali senantiasa berada di barisan muka. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, beliau selalu mengajak Ali untuk memusyawarahkan masalah-masalah penting. Begitu pula Umar bin Khathab tidak mengambil kebijaksanaan atau melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan Ali. Utsmanpun pada masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu mengajak Ali dalam permusyawaratan. Demikian pula, Ali juga tampil membela Utsman ketika berhadapan dengan pemberontak (Pulungan, 1997:40). .(Muhlis. Files, Wordpres.com// Islam Masa Khulafaur Rosyidin)
Itulah buografi khulafaur Rosyidin yang di tulis dalam beberapa buku dan sumber lainya.
B.     Karya – Karya dan Capaian Khulafaur Rosyidin
1.      Karya dan capaian kholifah Abu Bakr
Tugas pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad. Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi, antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi
Disamping itu, Abu Bakar memperluas daerah dakwah Islamiyah, antara lain ke Irak yang masa itu termasuk wilayah jajahan Persi dan ke Syam yang dibawah kekuasaan Rum. Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar pulang ke Rahmatullah pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13 H. Dalam usia 63 tahun dan dimakamkan dekat makam Rasulullah Saw. Beliau dikenang oleh para sahabat sebagai khalifah yang sangat taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta berbudi luhur, tidak sombong dan amat sederhana.  http://members.fortunecity.com/imansw/Khulafaurrasyidin.htm 2011
Setelah menjabat sebagai Kholifah maka beliaulah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh Negri islam dan wilayah kekhalifahannya setelah peninggal Rosululloh Saw. maka tercatat beberapa reputasi beliau yang gemilang diantaranya :
1.      Instruksi beliau agar jenazah Rosululloh saw. diurus hingga dikebumikan.
2.      melanjutkan misi yang di bawa usamah yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Rosululloh sebelum wafat.
3.      kebijakan menyatukan persepsi setiap sahabat untuk memerangi kaum murtad, dengan segala persiapan kearah itu, kemudian intruksinya untuk memerangi kaum murtad di wilayah masing – masing.
4.      Pada tahun ke 12 H. Abu Bakar Ash Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al – Qur’an dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit – kulit, dedaunan maupu yang di hapal di dada para sohabat.
5.      pengiriman pasukan untuk menyebarkan agama Alloh ke berbagai bangsa – bangsa yang bertetangga dengan kaum muslimin baik kepada penduduk persia maupun penduduk syam. ( Ibnu Kasir : 25)
Dalam buku a shot history of Islam disebutkan beberapa prestasi yang di capai oleh Abu Bakar adalah ;
Prophetism: in spite of the return to the paganism of old, it could not be a complete return. History never repeats itself. Apostasy was not simply a revival of paganism of the jahiliya. There was a new element of prophetism. The example and succeess of the holy prophet had instigated several pretenders to claim Prophetood, for exemple : Musaylima The liar, Aswad al - Ansi, Tulayha al-Najd  and Sajjah.(Mazharul.2006:185)
“Prophetism: meskipun kembali ke paganisme lama, itu tidak bisa kembali lengkap. Sejarah tidak pernah berulang. Kemurtadan bukan sekadar kebangkitan paganisme jahiliyah tersebut. Ada elemen baru prophetism. Contoh dan SUKSES nabi suci telah menghasut beberapa munafik mengklaim Prophetood, misalnya: Musaylima Para pembohong, Aswad al - Ansi, Tulayha al-Najd dan Sajjah.”(Mazharul. 2006: 185)
2.      Karya dan capaian Kholifah Umar Ibnul Khottob
Dalam rangka menjalankan pemerintahannya Umar ibn al-khottob melakukan beberapa hal yang dipandang penting. Kebijakan ini perlu dilakukan dalam upaya melanjutkan pemerintahan Islam yang kondusif pasca meninggalnya Abu Bakr As-shiddiq. Kebijakan itu antara lain melakukan upaya konsulidasi. Umar mencoba untuk melkukan perubahan kebijakan Abu Bakr terhadap para mantan pemberontak dalam peperangan riddah. Kebijakan ini merupakan keputusan penting yang mengakibatkan perubahan-perubahan besar di arab, langkah  yang paling berarti adalah menuju persatuan masyarakat Arab.
Basis pemerintahan Madinah secara luas di kembangkan, sehingga termasuk didalmnya semua orang Arab tanpa kecuali.  Dengan demikian tak seorangpun di keluarkan dari kegiatan kegiatan umum umat yang beranggotakan semua kaum muslimin.
Selain Umar ibn Khottob melakukan konsulidasi internal dia juga melakukan upaya mengakomodasi potensi dan bakat administratur pemerintahan. Umar memandang perlu untuk membangun struktur dan mekanisme pemerintahan  yang baru dan membutuhkan tenaga administratur yang memiliki potensi dan bakat tertentu. Dalam hal ini umar memanfaatkan potensi dari kaum umawi yang memiliki potensi dan bakat besar dalam pemerintahan, oleh karena itu beliau mengambil kebijakan untuk merekrut mereka dalam pemerintahannya.( Imam Fuadi. 2011: 35)
Dalam bukunya Husayn Ahmad Amin desebutkan bahwa Umarlah yang pertama kali melkukan penataan  administrasi Negara yang masuk pada  Bait al – Mal.  Untuk dibagikan kepada kaum muslimin sesuai dengan kedekatan mereka kepada Nabi saw. dan kedinian dalam memeluk Islam. Umar juga menghimbau para gubernurnya untuk menyerahkan segala urusan keuangan  kepada Bait al-Mal. Ia juga bersikeras untuk membelanjakan harta kekayaan negara  pada jalan yang paling baik. Kenyataannya kekayaan negara berkembang pesat pada masa kepemimpinannya.(Husayn Ahmd.2011:14)
Walaupun Abu Bakr Kholifah sebelumnya telah melakukan ekspedisi pasukanyaa ke iraq dan syam, namun boleh dikatakan bahwa  Umar ibn al-Khattob merupakan pendiri imperium  Islam. Pada Masa pemerintahaanya terjadi perang Quddisiyah yang sangat dahsayt dan perang Julala’, dua peperangan ini telah memporak porandakan  pasukan bangsa persia dan membuka jalan bagi penguasaan seluruh wilayah persia, pada tahun 637 M Syam di taklukkan. Umar juga menjadikan Syam sebagai pangkalan perang kaum muslimin untuk menaklukkan Mesir dan Armenia; dan pada giliranya Mesir pun menjadi pangkalan perang untuk menaklukkan Afrika Utara.( Husayn Ahmad. 2001: 14)
Itulah beberapa prestasi dan kebijakan Umar ibn al-Khottob sewaktu menjai Kholifah sebagai pengganti Abu Bakar. Bahkan dalam bukunya Ibnu Kasir perluasan kekuasaan mencapai wilayah Damaskus dan yordania,( Ibnu Kasir: 217)  
3.      Karya dan capaian kholifah usman bin Affan
Meskipun banyak terjdi fitnah pada masa Kholifah Usman bin Affan, terutama pada 6 tahun terakhir pemerintahan Usman bin Affan keberhasilan juga di capai oleh Usman bin Affan. Di antara keberhasilanya adalah:
pertama, perluasan wilayah, sebagai mana yang telah di lakukan oleh pendahulunya Umar bin al-Khoottob. Di masa Usman imperium Arab meluas sampai Asia dan Afrika, serta wilayah persia. Ekspansi dilanjutkan  kewilayah Balkh, Turkistan, Hirat, Kabul, Ghazni, Kurosan termasuk Nisafur, Tus dan Merv jatuh ketangan orang-orang Islam pada tahun 30 H.
kedua, Pembukuan Muskhaf Al –Qur’an, dibandingkan dengan jasa-jasa yang lain yang ditinggalkan Usman, agaknya jasa pembukuan muskhaf al-Qur’an inilah yang paling terkenal. Usaha ini sangat penting dilakukan untuk menjaga Al-Qur’an dari perubahan, pemalsuan dan mempersatuakan perbedaan bacaan, juga dalam usaha mempersatuakan  kesatuan umat dalam kesatuan politik Islam, hingga masing-masing daerah memiliki satu mushaf yaitu mushaf Usmani( mushaf al-Qur’an yang dibukukan oleh Kholifah Usman bin Affan).
Ketiga, perluasan masjid Nabawi dan masjid Al –Haram. Yang tidak kalah pentingnya peninggalan yang ditinggalkan oleh Usman adalah perluasan Masjid Nabawi yang ada di Madinah hingga mencapai 160x150 hasta dengan tiang-tiang pualamdinding batu berukir, bertahta perak dan atap melengkung. Sedangkan Masjidil Haram telah mempunyai bangunan disekitar Ka’bah dengan Kiswah dari Mesir, sebelumnya hanya terbuat dari anyaman kulit.
Keempat, membangun perekonomian, membangun amgkatan laut dan penagturan administrasi Negara. Dalam hal membangun perekonomian Usman memindahkan pelabuhan Hijaz dan bandar Syu’aibi ke Jeddah(26 H). Akibatnya arus erdagngan semakin ramai antara laut tengah dan laut merah dengan dibukanya kanal Amir Al Mukminin. Kholifah Usman juga membangun angkatan laut yang tangguh untuk mefasilitasi ekspansi Islam. ( Imam Fuadi. 2011:56-54)
4.      Karya dan capaian kholifah Ali Bin Abi Tholib
Pada masa kekahoalifahan Ali Bin Abi Tholib boleh dikatan bahwa keadaan masyarakat pada saat itu sangat kacau dan mencekam, bahkan tidak ada damainya, namun ada beberapa kebijakan yang di ambil oleh Kholifah Ali bin Abi Tholib yaitu:
a)      Penundaan pengusutan pembunuhan Usman.
Setelah terbunuhnya Usman, tuntutan dari para sahabat terutama yang turunan Umayah untuk segera mengusut pembunuhan usman. Namun karena kondisi pemerintahannya yang sangat labil Ali memilih untuk menunda pengusutan terhadap pembunuh Usman. Penundaan ini dapat dipahami dan cukup logis, Ali sadar bahwa menghukum pembunuh Usman bukanlah hal yang mudah, karena Kholifah Usman tidak dibunuh oleh beberapa orang sehingga dapat dipastikan dan di hukum.
Banyak orang dari mesir dan arab serta Iraq yang terlibat secara langsung dengan pembunuhan Usman saat itu, sehungga untuk menghukum para pembunuh pada waktu itu belum tentu bisa menyeleaikan masalah.( Imam Fuadi. 2011: 61)
b)      Mengganti pejabat dan penataan administrasi
Yang tak kalah pentingnya dari kebijakan Ali bin Abi Tholib adalah mengganti Gubernur yang diangkat oleh kholifah Usman bin Affan, hal yang paling menarik yaitu kebijakan Ali bin Abi Tholib yaitu memberikan tunjangan kepada kaum muslimin dari Bait al-Mal tanpa melihat apakah masuk Islam lebih dahulu atau belakangan, mengatur tata laksana pemerintahan untuk mengembalikan kepentingan umat, dan menjadikan kufah sebagai Ibukota umat Islam waktu itu.(Imam Fuadi. 2011:62)
C.    Setting Sosial Politik Masa Khulafaur Rosyidin
1.      Setting sosial politik pada masa kholifah Abu Bakar (Th.11-13 H/632-634 M)
Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang disebabkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, dengan sendirinya batal setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid Radhiallahu ‘anhu adalah panglima yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.( Imam Fuadi. 2011:25)
Nampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu, sebagaimana pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid Radhiallahu ‘anhu dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn Zaid Radhiallahu ‘anhu yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid Radhiallahu ‘anhu diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai ke Syria.
Pada saat Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh "tangan kanan" nya, Umar ibn Khatthab al-Faruq Radhiallahu ‘anhu. Ketika Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab Radhiallahu ‘anhu sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar Radhiallahu ‘anhu . Umar Radhiallahu ‘anhu menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman).( Imam Fuadi.2011:23)
2.      Setting sosial politik pada masa kholifah Umar Ibnul Khottob(Th.13-23 H/634-644 M)
Di zaman Umar Radhiallahu ‘anhu gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan 'Amr ibn 'Ash Radhiallahu ‘anhu dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash Radhiallahu ‘anhu. Iskandariah/Alexandria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan membuat tahun hijiah.
Umar Radhiallahu ‘anhu memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi, budak dari Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar Radhiallahu ‘anhu tidak menempuh jalan yang dilakukan Abu Bakar Radhiallahu ‘anhu. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn 'Auf Radhiallahu Ta’ala anhu ajma’in. Setelah Umar Radhiallahu ‘anhu wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman Radhiallahu ‘anhu sebagai khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu.
3.      Setting sosial politik pada masa Kholifah Usman Bin Affan (Th.23-35 H/644-656 M)
Di masa pemerintahan Utsman Radhiallahu ‘anhu (644-656 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai di sini.
Pemerintahan Usman Radhiallahu ‘anhu berlangsung selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman Radhiallahu ‘anhu memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu. Ini karena fitnah dan hasutan dari Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M, Utsman Radhiallahu ‘anhu dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah bin Saba’ itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman Radhiallahu ‘anhu adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibn Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman Radhiallahu ‘anhu hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman Radhiallahu ‘anhu laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Usman Radhiallahu ‘anhu sendiri. Itu semua akibat fitnah yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’.
Padahal Utsman Radhiallahu ‘anhu yang paling berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah.
Setelah Utsman Radhiallahu ‘anhu wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu sebagai khalifah. Ali Radhiallahu ‘anhu memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali Radhiallahu ‘anhu menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh Utsman Radhiallahu ‘anhu. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsman Radhiallahu ‘anhu kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar Radhiallahu ‘anhu.
4.      Setting sosial politik pada maa Kholifah Ali bin Abi tholib(Th.35-40 H/656-661 M)
Pada masa keKholifahan Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali Radhiallahu ‘anhu tidak mau menghukum para pembunuh Utsman Radhiallahu ‘anhu , dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman Radhiallahu ‘anhu yang telah ditumpahkan secara zhalim. Ali Radhiallahu ‘anhu sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair Radhiallahu ‘anhu ajma’in agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta), karena Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam pertempuran itu menunggang unta, dan berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah Radhiallahu ‘anha ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali Radhiallahu ‘anhu juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu'awiyah Radhiallahu ‘anhu, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali Radhiallahu ‘anhu bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu'awiyah Radhiallahu ‘anhu di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan nama perang shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, al-Khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali Radhiallahu ‘anhu. Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘anhu umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Abdullah bin Saba’ al-yahudi) yang menyusup pada barisan tentara Ali Radhiallahu ‘anhu, dan al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan Ali Radhiallahu ‘anhu. Munculnya kelompok al-khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu'awiyah Radhiallahu ‘anhu semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali Radhiallahu ‘anhu terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.
Kedudukan sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya al-Hasan bin Ali Radhiallahu ‘anhuma selama beberapa bulan. Namun, karena al-Hasan Radhiallahu ‘anhuma menginginkan perdamaian dan menghindari pertumpahan darah, maka al-Hasan Radhiallahu ‘anhuma menyerahkan jabaran kekhalifahan kepada Mu’awiyah Radhiallahu ‘anhu . Dan akhirnya penyerahan kekuasaan ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah Mu'awiyah ibn Abi Sufyan Radhiallahu ‘anhu . Di sisi lain, penyerahan itu juga menyebabkan Mu'awiyah Radhiallahu ‘anhu menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah sebagai tahun jama'ah ('am jama'ah)! Dengan demikian berakhirlah masa yang disebut dengan masa Khulafa'ur Rasyidin, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
D.    Refleksi
Khalifah Abu Bakar dalam masa yang singkat telah berhasil memadamkan kerusuhan oleh kaum riddat yang demikian luasnya dan memulihkan kembali ketertiban dan keamanan diseluruh semenanjung Arabia. Selanjutkan membebaskan lembah Mesopotamia yang didiami suku-suku Arab. Disamping itu, Jasa beliau yang amat besar bagi kepentingan agama Islam adalah beliau memerintahkan mengumpulkan naskahnaskah setiap ayat-ayat Al-Qur’an dari simpanan Al-Kuttab, yakni para penulis (sekretaris) yang pernah ditunjuk oleh Nabi Muhammad SAW pada masa hidupnya, dan menyimpan keseluruhan naskah di rumah janda Nabi SAW, yakni Siti Hafshah.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan tiang-tiang agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan Khalifah-Khalifah penerusnya. Meski demikian beliau dapat disebut sebagai penyelamat dan penegak agama Allah di muka bumi. Dengan sikap kebijaksanaannya sebagai kepala negara dan ke-tawadhu’annya kepada Allah serta agamanya, beliau dapat menghancurkan musuh-musuh yang merongrong agama Islam bahkan dapat memperluas wilayah Islam keluar Arabia.
 Ekspedisi ini membuahkan hasil yang gemilang. Selanjutnya memusatkan serangan ke Syiria yang diduduki bangsa Romawi. Hal ini didasarkan secara ekonomis Syiria merupakan wilayah yang penting bagi Arabia, karena eksistensi Arabia bergantung pada perdagangan dengan Syiria. Sehingga penaklukan ke wilayah Syiria penting bagi umat Islam. Tetapi kemenangan secara mutlak belum terwujud sampai Abu Bakar meninggal Dunia pada hari Kamis, tanggal 22 Jumadil Akhir, 13 H atau 23 Agustus 634 M .
Konsep Khalifah pada zaman Umar masih tetap berjalan melalui proses pemilihan, kendati Khalifah sebelumnya (Abu Bakar) telah menunjuk Khalifah penerusntya. Hal penting yang perlu dicatat dari pemerintahan Khalifah Umar diantaranya adalah :
a.      Munculnya Pemerintahan Arab
Berkat jasa Khalifah Abu Bakar, seluruh jazirah telah berada dibawah pemerintahan Islam bahkan pernah memasuki wilayah Byzantium Syria tetapi mengalami kegagalan. Kemudian pada zaman Khalifah Umar, Islam baru bisa dikembangkan ke wilayah Persia dan Byzantium. Dalam waktu singkat Persia dan Byzantium telah di kuasai oleh Islam, dan menyusul Mesir yang ketika itu dikuasai oleh Romawi. Masuknya Islam ke wilayah Persia, Irak dan Byzantium berarti kemenangan bangsa Arab terhadap bangsa Persia yang sejak dulu memang terlibat sentimen permusuhan. karena itulah pemerintahan Khalifah Umar disebut pemerintahan Arab .
b.      Pembangunan Kota Baru
Khalifah Umar terkenal sebagai Khalifah yang berani dan dermawan. Oleh karena itu, setiap beliau berhasil mengusai pusat kerajaan, beliau tidak menempati pusat kerajaan yang telah ada, akan tetapi ia lebih suka membangun daerah baru yang jauh dari kota dan cocok untuk peternakan sebagai pusat dari kerajaan baru yang telah ia taklukkan. Berdasarkan konsep pemikiran tersebut Khalifah Umar mendirikan kota Basrah pada tahun 16 H, Kufah pada tahun 17 H dan Fustat pada tahun 19 H sekarang menjadi Kairo Kuno .
c.       Lembaga Perpajakan
Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, Irak dan Syria serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan , baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya tentara yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. Sebenarnya konsep perpajakan secara dasar berawal dari keinginan Umar untuk mengatur kekayaan untuk kepentingan rakyat. Kemudian secara tehnis beliau banyak memperoleh masukan dari orang bekas kerajaan Persia, sebab ketika itu Raja Persia telah mengenal konsep perpajakan yang disebut sijil, yaitu daftar seluruh pendapatan dan pengeluaran diserahkan dengan teliti kepada negara. Berdasarkan konsep inilah Umar menugaskan stafnya untuk mendaftar pembukuan dan menyusun kategori pembayaran pajak.
Khalifah Utsman adalah orang yang berhati mulia, sabar dan dermawan terutama untuk kepentingan jihad Islam. Usaha Khalifah Utsman dalam meluaskan wilayah Islam sangatlah banyak, diantaranya merebut daerah Iskandariyah dan Khurosan sehingga muncullah suatu usaha untuk membuat armada laut. Hal lain yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Ustman dan sangat bermanfaat bagi Umat sepanjang masa adalah menyusun Mushaf al-Quran yang dikumpulkannya dari istri Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Hafsah.
Pembaiatan Ali sebagai Khalifah sebenarnya merupakan simbol ketidak mapanan konsep Khalifah sebagai instrumen legitimasi kepemimpinan Islam. Dalam arti lembaga musyawarah untuk memilih pemimpin yang disebut lembaga kekhalifahan belum diakui oleh para elite politik itu sendiri. Sehingga kekhalifahan Ali dapat diguncang oleh kelompok opposisi yang berambisi menjadi Khalifah atau Amirul Mukminin.
Ketika Ali menjadi Khalifah ada dua kelompok oposisi yang menentang kekhalifahan Ali, yaitu kelompok oposisi yang dipimpin oleh Abdullah Ibnu Zubair ( anak angkat Siti Aisyah ) dan kelompok oposisi yang dipimpin oleh gubenur Syria, yaitu Muawiyah Ibnu Sufyan. Kelompok oposisi pimpinan Abdullah Ibnu Zubair melahirkan perang yang populer dengan sebutan perang Jamal, karena dalam perang tersebut terlibat Siti Aisyah dengan mengendarai unta yang berdiri dipihak oposisi. Mengapa Aisyah dalam perang tersebut berada dipihak oposisi. Hal tersebut semata–mata karena kuatnya exploitasi Abdullah Ibnu Zubair atas ambisinya untuk menjadi Khalifah setelah Ali terguling.
Kekalahan Ali dalam diplomasi perang tersebut, menyebabkan Dunia Islam diperintah berdasarkan sistem monarchi, yaitu suksesi kepemimpinan yang berdasarkan turuntemurun. Disamping itu, kekalahan Ali dalam perangan tersebut, menyebabkan lahirnya golongan Syi’ah, dengan doktrin, bahwa hanya Ali dan keturunannyalah yang berhak menjadi Khalifah.
Akhirnya perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh dengan tantangan. Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan tanpa putus asa, penuh kesabaran, kebijakan dan ketentraman hati, juga memohon kepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah Islamiyyah, agar tercipta suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera dengan persatuan dan kesatuan yang kokoh.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Proses pemilihan pemimpin atau kholifah setelah rosululloh wafat, beraneka ragam, Terpilihnya  Abu Bakar sebagai kholifah menunjukkan bahwa kesadaran yang baik pada masyarakat Islam waktu itu, yaitu antara kaum Muhajirin dan Anshor yang bersatu padu untuk membaiat Abu Bakar sebagai Kholifah yang berlangsung di Saqifah Bani Saidah, pemilihan ini murni dari kesadaran umat Ialsm saat itu dan bukan karena Wasiat Nabi saw. Setelah Abu Bakr wafat maka kholifah di pegang oleh Umar Ibnul Khottob dan pada pemilihan ini lebih cenderung sebagi penunjukan Abu Bakr yang berwasiat  sebelum meninggal untuk kepemimpinan selanjutnya diberikan kepada Umar bin al-Khottob untuk menghindari perpecahan umet Islam. Setelah Umar meninggal karena di bunuh maka proese pemilihan kholifah didahului dengan musyawarah para sahabat sebior Islam, yaitu sebelum kholifah Umar bin Khottob meninggal, beliau meminta para sohabat untuk menunjuk pengagnti beliau, para sahabt itu adalah, Ali bin Abi Tholib, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad Bin Abi Waqos, Abdur Rohman bin Auf dan Tolkhah bin Ubaidillah, yang para sahabt senor tersebut lebih memilh usman dari pada Ali. Sementara setelah Usman wafat Ali bin Abi Tholib langsung di baiat oleh umat Islam untuk menjadi Kholifah pengganti Usman Bin Affan
Suksesi ( peralihan kepemimpinan) pada masa khulafaur Rosyidin sangat berbeda, dari Abu Bakar yang di pilih langsung oleh umat Islam, kemudian Umar bin Khottob menjadi kholifah karena wasiat Abu Bakar As – Shiddiq, sedangkan Usman dipilih oleh musyawarah para sahabat senior atas perintah Umar bin Al –Khottob, sementara Ali bin Abi Tholib dipilih melaui pembaiatan Umat Islam. Pada masa itu sistem kekholifahan dari pemilihan menjadi Monarchi ( Turun temurun).
Bagaimana prestasi sosio politik umat Islam pada Masa Khulafaur Rosyidin?
Prestasi Abu bakar sidik : Memperluas daerah islam,  Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat,  Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi,  Mengumpulkan ayat-ayat suci alquran yang disalin menjadi mushaf
Umar Bin Khattab Masa Pemerintahan : 13 - 23 H / 634 - 644 M,  Termasuk orang yang pertama masuk islam / Assabiquunal Awwaluun, Meninggal dibunuh Abu Luk-luk dan Persia dan Yahudi, Prestasi Umar bin Khatab: Perluasan daerah kekuasaan islam, Membangun pemerintahan islam,  Mengumpulkan tulisan-tulisan ayat suci Al-Qur'an yang tersebar
Utsman bin Affan Masa Pemerintahan : 23 - 35 H / 644 - 656 M,  Julukan : Dzunnurain Walhijratain = Memiliki dua cahaya dan dua kali hijrah ke Habsy dan Madinah, Prestasi Usman bin Afan: Memperluas daerah kekuasaan islam, Membangun angkatan laut, Penulisan ayat-ayat suci Al-Quran
 Ali bin Abi Thalib Masa Pemerintahan : 36 - 41 H / 656 - 661 M, Sebutan lainnya adalah Sayyidina Ali Saudara Sepupu Nabi Muhammad SAW,  Prestasi Ali bin Abi Tholib : Membasmi pembangkang kekhalifahan, Memecat gubernur yang diangkat khalifah sebelumnya
B.     SARAN-SARAN
Daalam perkuliayahan Sejarah dan Peradaban Islam, Saya mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak tentang kejayaan dan kemunduran Islam dari zaman Rosululloh hingga zaman yang tergolong moderen. Sebagai saran saya untuk diskusi dalam perkuliahan hendaknya untuk masalah yang tidak menemukan titik temu maka pak dosenlah sebagai pemecah masalah agar ada pencerahan bagi para mahasiswa Pasca.


C.    DAFTAR PUSTAKA


Abdulloh Sholieh Al- Utsaimin. 1998, Iassirotun Nabawiyah Wa Tarikhu Khulafaur Rosyidin, Darus Siddiq Islamabad Pakistan.
Husayn Ahmad Amin. 2001, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam,  Remaja Rosyda Karya: Bandung
 Ibnu Kasir. 2004, Al Bidayah Wanihayah, Masa Khulafaur Rosyidin. Darul Haq: Jakarta
Imam Fuadi. 2011,  Sejarah Peradaban Islam, Teras. Jogja karta
Mazharul Haque. 2006, A Short History Of Islam. Urdu Bazar Lahor: Pakistan
Mukhlis. File. Wordpress.com/2007/08/ Islam Masa Khulafaur Rosyidin. Pdf






Tidak ada komentar:

Posting Komentar